31 July 2009

Absurditas Kehidupan

Manusia tidak pernah menciptakan dirinya sendiri. Ia hanya menemukan dirinya terlempar di dunia ini tanpa alasan. Dia harus mencari alasan kenapa dia hidup. Bagi manusia, sekali terlempar ia harus bertanggung jawab atas apa pun yang ia buat di hadapan segala umat manusia.
Jika manusia melihat realitas disekelilingnya tidak sesuai dengan pandangan antropomorfistiknya (pandangan yang sesuai dengan kapasitasnya sebagai manusia) akan membuatnya tersudut dalam apatisme nihilistic. Apatisme muncul karena orang berharap terlalu banyak atas ideal antropomorfistiknya sendiri. Setelah itu orang akan merasa loyo, lelah, terserak, bingung dan akhirnya jatuh dalam ungkapan-ungkapan yang serba meratap. Manusia yang kehilangan pegangan adalah manusia yang limbung, resah, terperosok dalam kekosongan.
Akar masalah yang didiagnosis secara genealogis akan memperlihatkan bahwa dibalik itu semua ada kebutuhan akan pegangan. Pegangan adalah sangkar bagi perahu manusia yang terombang-ambing lautan realitas. Dunia dan hidup itu tidak jelas, buram, amorf dan absurd. Ia selalu mengalir, menjadi, campur aduk antara hitam dan putih, atau singkatnya berwarna abu-abu. Bisakah kita hidup dalam abu-abu terus menerus? Inilah titik pertanyaan yang paling krusial. Tidak semua orang mampu menghadapi dan mencari penjelasan atasnya.
Orang membutuhkan pegangan untuk dijadikan orientasi dan patokan dalam hidup. Pegangan menjadi berguna karena membantu manusia memaknai kehidupan, dan dengan demikian membantunya hidup. Masalahnya, apakah hidup itu sendiri sesuai dengan parameter pegangan yang ia cengkeram? Itulah pertanyaan yang membongkar si manusia itu sendiri. Seorang Nietzsche jelas mengatakan tidak: hidup, dunia, realitas tidak bisa dikotakkan dalam kesempitan pegangan antropomorfistik manusia. Karena tidak ada yang ideal dan kekal di dunia ini.
Sebuah pencarian tak berakhir untuk sesuatu yang baru dan lebih baik tidak memberikan nilai ketika ia telah dicapai, celaan terhadap sesuatu yang lama, dan meletakkan seluruh harapan pada yang baru. Ini adalah proses yang terus menerus dan merupakan lingkaran setan yang telah dialami manusia di mana pun sepanjang sejarah.

No comments:

Post a Comment