03 January 2010

BUKU: Mempengaruhi Kehidupan


Membaca buku memang mengasyikkan, bisa lupa waktu dan bisa bikin lupa daratan. Seperti masuk ke dunia lain. Membuka lembar demi lembar, diiringi rasa penasaran untuk menemukan apa yang ada di balik lembar berikutnya. Ketika lembar halaman yang dibaca akan habis, hati menjadi resah karena kegiatan membaca akan terhenti, dan itu berarti akan kembali ke dunia nyata yang penuh dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. Atau berarti harus membeli buku baru lagi untuk dibaca yang tentunya harus ada anggaran untuk itu. Mungkin seperti iklan rokok, Perhatian….membaca buku bisa menimbulkan kecanduan. Dampak lain, kalau tidak membaca tubuh akan mengalami sakaw karena ketagihan yang tidak terpenuhi. Atau, ketika asyik meringkuk dalam kamar tahu-tahu isteri marah-marah karena banyak pekerjaan rumah yang tidak tersentuh.

Semua orang pasti membaca, entah itu membaca resep masakan, petunjuk konsumsi obat pada bungkus, membaca sms atau juga membaca buku pelajaran atau diktat kuliah, tapi tidak semua bisa menikmati membaca seperti yang saya sebutkan di atas. Karena mungkin saja seseorang rajin membaca karena tuntutan tugas kuliah, tuntutan profesi atau membaca supaya bisa berbicara dengan kosakata yang populer dan keren di hadapan audience.

Hobi membaca saya, kalau dirunut ke belakang, diimulai sekitar kelas dua SD. Dimulai dengan membaca majalah anak-anak bekas yang dibelikan oleh Bapak di pasar buku bekas di Malang, tepatnya dulu di baratnya pasar Boldy. Disamping membaca buku-buku di perpustakaan SD di mana bapak mengajar. Ketika Bapak pergi ke Malang, oleh-oleh yang paling saya tunggu adalah majalah anak-anak bekas seperti Bobo, Kawanku, Ananda, Si Kuncung, Hai, Tom Tom dan majalah Donald Bebek. Semuanya bekas, pernah juga sekali dibelikan buku baru tipis di Toko Buku Paling Lengkap, toko buku yang terletak di sebelah utara Kayu Tangan setelah merengek beberapa lama.

Ketika SMP, paling sering baca komik silat seperti Jaka Tuak, Panji Tengkorak, Si Buta, Mandala, Golok Setan dan lain-lain, super hero seperti Gundala, Godam, Maza dan kawan-kawannya serta novel seperti Agatha Christie, Wiro Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212, Kho Phing Ho, Petualangan Old Shaterhand dan Winnetou kepala suku Apache juga Lima Sekawan yang kupinjam dari dua persewaan di desaku. Atau sekali-sekali nyolong untuk membaca novel Nick Carter yang pada masa itu dikenal sebagai novel orang dewasa. Karena keseringan mengunjungi penyewaan buku dan komik, pada waktu itu yang nyantol di otak adalah nama tokoh-tokoh dan alur cerita, bukannya rumus-rumus kimia atau fisika dari sekolah.

Semasa SMA, kegiatan membaca sempat terhenti karena waktu banyak tercurahkan untuk mempelajari mata pelajaran sekolah yang sudah mulai sulit, di samping itu juga karena aktif dalam kegiatan organisasi. Tetapi pada suatu ketika, waktu kelas 3, saya menemukan buku bekas terjemahan al-Hikam karya Syaikh Atho’illah al-Sakandari. Sebuah buku yang mengkaji tentang ilmu tasawuf atau ajaran-ajaran asketik dalam Islam. Buku itulah kemudian yang mempengaruhi jalan pikiran saya pada waktu itu. Dari yang setiap hari mengkaji ilmu-ilmu eksak di sekolah, kemudian muncul ketertarikan untuk mempelajari kajian-kajian keIslaman. Berawal dari situ, saya kemudian mempelajari bahasa Arab supaya bisa lebih bisa membaca dan memahami literatur-literatur Arab. Sampai kemudian ketika semester akhir kuliah S1, saya menemukan buku milik kakak saya yang berjudul Ideologi Kaum Intelektual karya Dr. Ali Syariati seorang pemikir dari Iran yang bercerita tentang peran penting seorang intelektual di dalam membangun masyarakatnya. Buku ini yang kemudian membangkitkan minat saya untuk membaca buku-buku yang bertemakan sosial, sastra, filsafat atau buku-buku humaniora lainnya.

Pada waktu kuliah itu juga saya membeli sebuah buku yang berjudul Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib. Yang merupakan catatan harian berupa pemikiran Ahmad Wahib terhadap fenomena atau peristiwa yang ada disekitarnya. Buku inilah yang akhirnya menyemangati saya untuk menuliskan apa-apa yang ada dipikiran-pikiran saya. Sampai sekarang pikiran-pikiran saya itu sudah tertulis di dua buku agenda tebal, yang sebagian kecil di antaranya saya tulis diblog www.matahati-hatibermata.blogspot.com . Yah, cuma tulisan-tulisan tentang apa yang terlintas di dalam pikiran, bukan tulisan bermutu atau yang memenuhi syarat-syarat kepenulisan yang baik. Keinginan menulis itupun terwujud akhir-akhir ini saja. Karena memang secara faktual, lingkungan sekitar saya kurang mendukung untuk itu disamping disibukkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan usaha untuk bisa bertahan hidup atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarangpun keinginan untuk menulis itu tetap ada, walaupun lebih banyak disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Ingin sekali menulis sebuah buku yang tidak berkaitan dengan hal-hal yang terlalu berbau akademis (yang disibukkan dengan kutip sana kutip sini, foot note, end note dan sebagainya) tapi murni karena inspirasi dan hasil memberi makna pada kehidupan.

Kembali mengenai membaca buku, kegiatan ini memang terbukti mempengaruhi kehidupan. Dengan membaca buku saya akhirnya dapat menemukan atau melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Walaupun toh buku tersebut merupakan buku bekas, yang kalau dilihat harganya mungkin tidak seberapa. Dari perjalanan membaca buku di ataslah yang kemudian berperan besar dalam membentuk model kehidupan yang saya jalani sekarang ini. Setiap keputusan yang saya ambil dalam menghadapi masa-masa sulit berasal dari inspirasi yang saya peroleh dari membaca buku. Hal inilah yang kemudian selalu mendorong saya untuk selalu dekat dengan buku dan membacanya…

Setiap ada buku baru, sebenarnya hati ini selalu penasaran tentang isinya. Apalagi ketika berjalan-jalan di toko buku menimang buku-buku yang masih terbungkus plastic. Tetapi apa daya ati karep tenogo seret, ingin membeli tapi kantong tipis. Solusi terbaik akhirnya dengan banyak membaca resensi-resensi buku yang bertebaran di media massa maupun internet, sehingga bertemu dengan para resensor seperti M Iqbal Dawami, Sidik Nugroho Wrekso Wikromo dan yang lain-lain . Dari blog-blog mereka, saya mendapat banyak inspirasi. Di antaranya adalah tulisan M Iqbal Dawami di blognya www.penulispinggiran.blogspot.com yang berjudul “Mereka yang Tercerahkan dengan Menulis”.

Solusi lain, karena kurangnya finansial untuk membeli buku adalah dengan membaca buku dari perpustakaan, baik yang ada di kampus atau di tempat lain. Bahkan pernah juga terbetik dalam pikiran untuk menyewakan tanah pemberian orang tua untuk membeli buku (he..he..he..). Dari pada menahan diri dan ngiler melihat buku-buku bagus yang seperti menggoda saya dan melambai-lambaikan tangan untuk dibaca.

No comments:

Post a Comment