02 January 2012

MENULIS MEMANG MENYEMBUHKAN





Kadang kita mengalami kebosanan dalam hidup. Kebosanan itu mungkin muncul ketika kita berada dalam lingkungan yang membosankan atau bertemu dengan orang-orang yang membosankan. Bisa juga karena terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang kering dari sentuhan-sentuhan spiritual. Kita tiba-tiba terjebak dalam kebosanan yang akut tanpa tahu dari mana datangnya.
Untuk menghilangkan kebosanan dalam hidup (bukan bosan hidup) kita bisa memaknai hidup dengan cara berbeda dari yang selama ini kita lakukan. Cara pemaknaan kita selama ini banyak dibentuk oleh orang dan lingkungan sekitar. Tugas hidup kitalah untuk melepaskan diri dari penjara pemaknaan seperti itu. Bisa dengan cara ’membaca’ kisah orang lain dalam memaknai hidupnya atau banyak membaca kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang dapat mengantarkan kita pada penemuan makna baru dalam kehidupan.
Selain membaca bisa juga dengan menulis. Menulis itu menyembuhkan, begitu kata orang. Kebosanan dan kegalauan hidup bisa kita tuangkan dalam tulisan untuk kemudian kita baca kembali. Menulis seperti ini akan memaksa kita berpikir dan mencari cara untuk menemukan jalan keluarnya. Menulis dapat membantu kita melampiaskan emosi-emosi ini di atas kertas ketimbang menahannya. Menulis merupakan cara aman melampiaskan perasaan, menelaahnya dan mulai mengatasinya. Mengubah sesuatu yang penting dan berarti bagi kita ke dalam kata-kata, kemudian membacanya akan sangat mengasyikkan, menggairahkan dan memberikan perasaan kreatif.
Menulis dapat memungkinkan kita mengungkapkan aspek-aspek diri yang tidak selalu muncul dalam komunikasi langsung. Dibandingkan kita yang bicara, diri kita yang menulis memiliki lebih banyak waktu untuk mencerminkan hal yang kita yakini, hal yang ingin kita katakan dan alasan kita berpikir. Mungkin dari situ kita dapat mengetahui mimpi terbesar kita (bukan mimpi besar menurut orang lain atau yang kita sangka sebagai mimpi besar, melainkan mimpi yang sungguh-sungguh menggugah jiwa kita) yang bisa kita ketahui cara mencapainya.
Berkenaan dengan aktifitas menulis, kamar baca saya, di samping buku-buku, rak-raknya juga berisi tulisan atau catatan-catatan harian. Saya menulis apa saja ketika hati dihinggapi rasa bosan. Buku-buku yang saya baca pinggirnya tidak lepas dari coretan-coretan sebagai usaha untuk berdialog dengan penulisnya. Kesibukan apapun tidak bisa menghentikan saya untuk melakukan hal-hal seperti itu. Karena sekarang, menulis telah menjadi penghibur saya. Menyelamatkan diri dari penyakit kebosanan dalam hidup. Bagaimana dengan Anda?

No comments:

Post a Comment